Berikan Waktu dan Ruang untuk Meredakan Emosi
Untuk menghadapi suami yang suka marah-marah, berikan waktu dan ruang agar dapat meredakan emosinya. Hal ini mencegah eskalasi konflik yang tidak perlu. Dengan memberikan kesempatan untuk tenang, hubungan dapat lebih baik, dan suami pun memiliki kesempatan untuk meresapi dan mengelola emosinya dengan lebih baik.
Setelah emosi suami mereda, ajak bicara secara konstruktif mencari akar masalah dan solusinya agar kejadian serupa tidak terulang.
Suami Merasa Tidak Dihargai
Tidak peduli seberapa besar rasa cinta kita terhadap pasangan, kita tetap membutuhkan apresiasi dari waktu ke waktu. Kita ingin agar effort yang sudah diberikan itu diapresiasi dan dihargai oleh pasangan.
Suami butuh rasa dihargai dan dibutuhkan dari istri agar merasa diperhatikan. Jika merasa diabaikan, dia mudah marah sewaktu istri lalai dalam hal-hal kecil sekalipun. Dan kadang hal ini terjadi tanpa disadari oleh suami itu sendiri. Karena itu, butuh komunikasi yang baik untuk bisa menyelesaikannya.
Baca Juga: Apakah Kalian Cocok? Kenali Dulu Love Language Pasanganmu!
Tidak Pintar dalam Berkomunikasi
Kesulitan mengungkapkan perasaan membuatnya melampiaskan emosi negatif. Cemburu atau merasa diabaikan mungkin tidak disampaikan secara jelas, memicu reaksi marah sebagai bentuk ekspresi yang tidak efektif.
Sambo dan PC Tak Serumah
JAKARTA, KOMPAS.com – Kuasa hukum Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, Kamaruddin Simanjuntak, menilai bahwa terdakwa pembunuhan berencana anak kliennya telah berbohong terkait bantahan teribat dalam kasus judi online.
Adapun Ferdy Sambo sebelumnya telah membantah keterlibatan dirinya dalma kasus judi online serta narkoba.
“Malah saya dapat lagi, Ferdy Sambo berbohong loh dia bilang tidak terlibat judi online,” kata Kamaruddin di Mabes Polri, Jakarta, Senin (7/11/2022).
Menurut Kamaruddin, dirinya juga sudah mengantongi rekening Ferdy Sambo. Ia menduga, berdasarkan informasi yang diterimanya bahwa bandar judi online itu berpraktek di Kawasan Ancol.
Baca juga: Cerita Sopir Ambulans Dilarang Nyalakan Lampu Rotator Saat Bawa Jasad Brigadir J dari Rumah Ferdy Sambo
Kamaruddin menegaskan, bahwa dirinya juga akan melakukan koordinasi ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait temuannya soal dugaan kasus judi online yang ada di kawasan Ancol itu.
“Saya akan minta PPATK mengusut ini karena uangnya besar-besar. Ini baru salah satu bandar yang beroperasi di pinggir Ancol sana. Bandar judi kan banyak,” ucap dia.
Selain itu, Kamaruddin juga menduga bahwa masih ada keterlibatan jenderal lain dalam kasus judi online tersebut.
Ia pun meminta dukungan publik agar mafia judi online dapat diberantas dari Tanah Air.
Baca juga: Sosok Susi, ART Ferdy Sambo yang Dituding Bohong dalam Sidang dan Diancam Diproses Pidana
“Dan ajaibnya walaupun Ferdy Sambo sudah dinonaktifkan atau dicopot. Sekarang kemari lagi dengan pemain jenderal-jenderal yang baru. Jadi oleh karena itu supaya Indonesia ini tidak rusak, dukung saya memberantas mafia-mafia ini,” ucap dia.
Diberitakan sebelumnya, Ferdy Sambo telah membantah keterlibatan Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Merah Putih dalam praktik peredaran narkoba dan judi online.
Hal itu disampaikan Sambo selaku mantan Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Satgasus Merah Putih menanggapi kesaksian Kamaruddin Simanjuntak dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022).
Saat itu, Kamaruddin dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi untuk memberikan keterangan dalam sidang terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Baca juga: Cerita Bibi Brigadir J Menolak Tunduk dengan Intimidasi Ferdy Sambo dan Anak Buahnya
"Terkait laporan yang diinformasikan, saya perlu luruskan bahwa saya tidak pernah melibatkan institusi dalam kejadian ini, tetapi pribadi saya karena sudah terjadi," kata Sambo.
"Saya selaku Kasatgas ini, (tidak ada) terlibat narkoba, judi online, tidak ada, justru saya memberantas," ucap dia.
Sebagai informasi, dalam persidangan itu, Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan adanya dugaan judi online saat melakukan investigasi kasus kematian Brigadir J.
Kamaruddin juga meminta Presiden Joko Widodo ikut mengusut dugaan judi online tersebut.
Sebab, berdasarkan informasi yang ia miliki, judi online itu merupakan perkara besar yang harus diinvestigasi.
"Saat saya investigasi ini, ada informasi besar lainnya, ada judi online dan lain-lain," ungkap Kamaruddin dalam persidangan, Selasa.
Terkadang, game online membuat kita marah. Setuju atau tidak? Mau itu koneksi, FPS drop, atau rekan tim yang 'buruk', intinya kekalahan membuat kita geram. Memang sih, marah itu normal. Akan tetapi, sesuatu yang berlebihan pastinya tidak baik.
Game adalah sarana rekreasi sehingga sikap marah tentunya berbanding terbalik dengan sifat game yang seharusnya dibawa fun saja. Lantas, apa saja yang membuat kita 'meledak' saat bermain game online? Simak lima alasan berbasis ilmiah berikut, dilansir Healthy Gamer dan sumber lain.
Bersikap Tenang dan Jangan Balas dengan Emosi
Hadapi suami yang marah dengan tenang dan hindari membalas dengan emosi juga. Dengan sikap yang stabil, kamu dapat mencegah konflik membesar. Komunikasi bijak dapat menenangkan suasana, membangun pemahaman dan membuka jalan untuk penyelesaian masalah secara dewasa.
Memiliki Kebutuhan untuk Menkontrol Situasi
Bukan rahasia lagi jika pria memang memiliki naluri untuk memimpin. Inilah yang kerap membuatnya merasa perlu untuk memiliki kontrol pada situasi di sekelilingnya. Dan ketika sesuatu tidak sesuai dengan harapan atau keinginan mereka, mereka dapat merespon dengan kemarahan.
Game memang identik dengan sikap toxic
Kombinasi empat alasan di atas pada akhirnya menciptakan lingkungan yang toxic dalam komunitas game. Kita berkontribusi pada lingkungan toxic tersebut apabila pernah melampiaskan rasa frustrasi kita dalam bentuk kemarahan.
Toxic dan perilaku kasar di sarana hiburan tersebut menjadi kebiasaan. Hal ini disebabkan lingkungan game yang toxic ditambah juga dengan gamer baru yang menyadari bahwa mereka juga harus toxic untuk bertahan.
Melansir studi mengenai perilaku toxic di game oleh Anti-Defamation League, lebih dari 80% pemain game multiplayer menjadi korban perilaku toxic, mayoritas berkaitan dengan gender, ras, etnis, orientasi seksual, agama, atau kemampuan.
Menurut informasi yang dimuat di MSU Today, kebanyakan gamer merasa terkena dampak perilaku toxic tersebut dengan lebih dari sepersepuluh mengatakan hal itu mengakibatkan depresi atau pikiran untuk bunuh diri. Selanjutnya, lebih dari 20% mengatakan bahwa perilaku toxic menyebabkan mereka untuk berhenti bermain.
Ada Rasa Tidak Puas Terhadap Hubungan
Ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dalam hubungan, seperti kurangnya pemahaman atau dukungan, dapat menyebabkan suami merespon dengan kemarahan bahkan terhadap hal-hal kecil.
Ketika seorang pria merasa terjebak dalam situasi yang membuat dirinya tidak bahagia, ini bisa menimbulkan kebencian dan kemarahan terhadap pasangan. Inilah yang kemudian muncul dalam bentuk kemarahan-kemarahan yang kadang tidak dipahami dengan baik oleh pasangannya
Tidak Mampu Mengungkapkan Rasa Kecewa
Suami yang sering marah mungkin sulit menyampaikan kekecewaannya secara langsung. Kesulitan mengungkapkan perasaan negatif bisa memicu reaksi marah sebagai cara tidak langsung untuk menyampaikan ketidakpuasan dan kekecewaan yang dirasakannya.
Emosi yang ditekan akhirnya meluap
Dalam otak kita, ada bagian yang disebut amigdala, yakni pusat dari emosi, perilaku emosional, dan motivasi. Biasanya, amigdala dijuluki sebagai pusat ketakutan dalam otak.
Ketika kita mengalami perasaan negatif seperti kemarahan dan frustrasi, amigdala menyala. Di sisi lain, ketika kita bermain game saat mengalami perasaan negatif tersebut, amigdala kita semakin tenang. Oleh karena itu, emosi tertekan.
Penekanan terus-menerus mencegah koneksi antara amigdala dan hipokampus. Menurut verywellmind, hipokampus punya peran penting dalam pembentukan, pembelajaran, pengorganisasian, dan penyimpanan ingatan baru sekaligus menghubungkan sensasi dan emosi tertentu dalam ingatan ini. Contohnya, bau tertentu dapat memicu ingatan.
Koneksi antara amigdala dan hipokampus yang terhambat membuat kemajuan dalam permainan menjadi lambat. Akhirnya, hal ini berujung pada rasa frustrasi yang dilampiaskan pada rekan tim. Emosi ini tidak hilang dan dapat muncul lagi.